Rabu, 27 April 2011

Justin Bieber di Hati Remaja


Oleh Halimah

Kedatangan Justin Bieber ( JB ) ke Jakarta beberapa hari yang lalu, ternyata membuat histeris penggemarnya, khususnya remaja putri. Dari berbagai kalangan, tingkat ekonomi menengah hingga yang menjulang. Dari kalangan putri biasa hingga ke kalangan artis dan ternama lainnya. Sungguh Jakarta, menjadi sebuah sorotan dunia.

Kedatangan JB jauh-jauh hari telah dipromosikan secara gencar baik dimedia lokal maupun internasional., terutama media elektronik membuat para fans JB sangat merindukan bertemu dengannya, bahkan mungkin lebih dari itu yang mereka impikan.

Remaja tanggung, yang masih duduk di sebuah bangku sekolah menengah atas ini betul-betul membuat dunia remaja sepantarannya panas dingin, membuat trand terbaru tentang gayanya saat bernyanyi, maupun bagaimana model rambut dan berpakaiannya. Bahkan anakku yang telah duduk di kelas 8 juga membuat heboh lingkungan kami, tak berhentinya melantunkan lagu-lagu sang idolanya, bahkan berulangkali memberikan info akan kedatangan bintang ini.

Rabu, 20 April 2011

Defeated Mentality (Mental Pecundang)


oleh: Ust. Ihsan Tandjung

Salah satu penyakit menonjol kaum Muslimin dewasa ini ialah terjangkiti Defeated Mentality (Mental Pecundang). Tidak sedikit saudara muslim kita yang malu menampilkan identitas ke-Islam-annya di tengah masyarakat. Ia sangat khawatir bila dirinya memperlihatkan segala sesuatu yang terkait dengan nilai-nilai Islam maka ia akan diejek, dipandang rendah, diasingkan, dikucilkan, ditolak bahkan dimusuhi. Inilah yang menyebabkan tidak sedikit pegawai kantoran yang membiarkan dirinya menunda bahkan meninggalkan sholat bila mendapati dirinya sedang “terjebak” di dalam suatu meeting panjang. Tidak sedikit muslimah yang ragu untuk berjilbab karena tidak siap menghadapi “komentar negatif” orang-orang di sekelilingnya. 

Dan banyak daftar contoh lainnya. Padahal menampilkan identitas Islam merupakan perintah Allah سبحانه و تعالى :
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. Ali Imran [3] : 64)

Senin, 11 April 2011

Negeri yang Terluka

 
 
 

 
Munsyid : Izzatul Islam
Album     : Berderap di Jalan yang Panjang
 
Awan kelampun bergumpal meningi
Payungi indahnya katulistiwa
Namun hanya kegelapan yang hadir
Membawa kedukaan tak jua reda

Hamparan ketaqwaan bentangi bumi
Ingin dilumatkan tirani hina
Di sana negeri muslim telah terluka
Semoga Alloh tetap berkahi

Makarpun lingkari indahnya negeri
Tambahkan kesengsaraan yang tak hilang
Namun janji Alloh datanglah pasti
Kembalikan cahaya surya nan cemerlang

Hamparan ketaqwaan bentangi bumi
Ingin dilumatkan tirani hina
Di sana negeri muslim telah terluka
Semoga Alloh tetap berkahi

Cahya di sana tersebar kemilaunya
Dari balik wajah cerah nan berseri
Telah kudengar deru gemuruh suara
Takbir tlah meninggi di sana

Ayolah kawan bina tali ukhuwah
Tegakkan bersama cahya Al-Qur'an
Jangan hanya dengan keluh dan kesah
Sambutlah syahid tujuan

Ayolah kawan bina tali ukhuwah
Tegakkan bersama cahya Al-Qur'an
Sambutlah syahid tujuan

Hari demi hari makarpun bicara
Lemparkan ke setiap sudut kehidupan
Peluh campur debu darah penuh mesiu
Menghiasi wajah negeriku yang membisu

Hari demi hari makarpun bicara
Lemparkan ke setiap sudut kehidupan
Peluh campur debu darah penuh mesiu
Menghiasi wajah negeriku yang membisu

Hamparan ketaqwaan bentangi bumi
Ingin dilumatkan tirani hina
Di sana negeri muslim telah terluka
Semoga Alloh tetap berkahi

Hari demi hari batupun bicara
Lemparkan ke setiap sudut kedzoliman

Kamis, 07 April 2011

Wafatkan Aku dalam Keadaan Mencintai Jalan Dakwah


Oleh : Cahyadi Takariawan
Rasa syukur yang tiada terhingga aku rasakan, atas karunia dan rahmatNya, aku bisa mendapatkan kehormatan menunaikan ibadah haji pada tahun 1428 bertepatan dengan bulan Desember tahun 2007. Apa yang istimewa dari haji tersebut bagiku ? Tentu  amat banyak.

Pertama,  itu adalah kali pertama aku menunaikan ibadah haji. Segala sesuatu yang pertama kali, pasti amat berkesan. Misalnya pertama kali ke luar negeri, atau pertama kali menaiki mobil, pertama kali naik pesawat, pertama kali memiliki rumah, melewati malam pertama, dan lain sebagainya. Semua yang pertama memang amat mengesankan. Apalagi pertama kali naik haji ke tanah suci, pasti sangat berkesan.

Terlebih lagi, aku berangkat haji dalam rombongan Tamu Kerajaan Saudi. Artinya, aku bisa berangkat ke tanah suci atas biaya pemerintah Kerajaan Saudi, alias gratis. Sungguh perasaan syukur selalu aku panjatkan kepada Allah atas kemudahan ini, atas kehormatan melakukan ibadah haji.

Rabu, 06 April 2011

Seperti Engkau Malu terhadap Orang Shalih


 Oleh : Muhammad Lili Nur Aulia

Saudaraku,
Salah satu rahasia mahalnya anugerah Allah SWT kepada kita berada di jalan orang-orang shalih adalah, karena kita mendapat pencerahan dan penyegaran luar biasa dari mereka. Bisa karena ruh keshalihannya yang otomatis terpancar dari dirinya, atau bahkan dari kata-katanya. Atau bahkan suasana hati yang menjadi lebih tunduk, takut kepada Allah, urung melakukan kemaksiatan, karena keberadaan mereka.

Seperti dahulu, para sahabat Rasulullah SAW kerap meminta nasihat dan wasiat pada Rasulullah SAW, dalam banyak kesempatan. Dan Rasulullah SAW menyampaikan nasihatnya dengan sangat bijak dan begitu mengesankan. Hingga suatu ketika seorang sahabat bernama Sa'id bin Yazid Al-Azdi r.a. memnita pada Rasulullah SAW, "Nasihatilah aku..." ujarnya kepada Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Aku wasiatkan engkau agar malu kepada Allah SWT sebagaimana engkau malu dari orang yang shalih." (HR. Ahmad)

Selasa, 05 April 2011

Rabithah - Izzatul Islam



Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padaMu
hidupkan dengan ma'rifatMu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

Sepuluh Rukun Bai’at Hasan Al Banna


Sepuluh rukun bai’at. Bagi mereka yang terlibat dalam aktivitas dakwah, hal ini mungkin bukan sesuatu yang baru. Bagi Ikhwanul Muslimin atau Gerakan yang terinspirasi olehnya risalah kecil itu telah menjadi pokok kajian gerakan. Risalah itu telah memberi arahan metodologis bagi strategi perubahan sosial dan pembentukan organisasi yang kohesif.

Berikut adalah hasil refleksi mengenai sepuluh rukun bai’at itu. Refleksi yang distimulasi dari permintaan untuk mengisi sebuah acara di Jati Pulo. Refleksi ini adalah apa yang saya pahami dari keterangan, buku dan diskusi terkait dengan isi dari risalah ini.

Pertanyaan awal adalah apa yang dimaksud dengan rukun bai’at ? Rukun sebagaimana kita ketahui terkait dengan sah tidaknya sebuah aktivitas. Membaca al fatihah, rukuk, sujud adalah rukun sholat. Jika tidak dilakukan, sholat menjadi tidak sah. Apa makna rukun dalam rukun bai’ah ? Aktivitas yang jika tidak dikerjakan, sebuah tujuan bisa tidak bernilai. Dalam hal ini tujuan dari rukun bai’at ini adalah komitmen terhadap sebuah gerakan. Apa makna bai’at, barangkali ini sering menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan karena konotasi tertentu? Janji setia. Kenapa butuh bai’at, apakah syahadat saja tidak cukup bagi kita ?

Urgensi Tarbiyah Dzatiyah



Tarbiyah Dzatiyah adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan) yang diberikan oleh seorang muslim atau muslimah kepada dirinya sendiri untuk membentuk kepribadian Islami yang sempurna dalam segala aspeknya, baik ruhiyah, fikriyah, maupun jasadiyah. Dengan demikian, secara singkat tarbiyah dzatiyah bisa diartikan sebagai tarbiyah mandiri.

Urgensi Tarbiyah Dzatiyah
Setidaknya ada 8 Urgensi tarbiyah dzatiyah pada zaman sekarang ini: (1) Menjaga diri mesti didahulukan daripada menjaga orang lain, (2) Jika Anda tidak mentarbiyah diri Anda, siapa yang mentarbiyah Anda?, (3) Hisab kelak bersifat individual, (4) Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu menghasilkan perubahan, (5) Tarbiyah dzatiyah adalah saran tsabat dan istiqamah, (6) Sarana dakwah yang paling kuat, (7) Cara yang benar dalam memperbaiki realitas yang ada, dan (8) Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah.

Menumbuhkan Rasa Takut Kepada Neraka



Ikhwani wa akhwati hafidzhakumullah…
Neraka adalah tempat yang disediakan Allah SWT bagi orang-orang kafir, yakni orang-orang yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari Rasulullah SAW. Neraka merupakan wujud siksa Allah kepada musuh-musuh-Nya dan penjara bagi mereka yang berbuat dosa. Tempat ini adalah suatu kehinaan dan kerugian tiada taranya.

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ [آل عمران/192]
Ya Rabb kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau hinakan dia; tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun (QS. Ali Imran : 192)

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ [آل عمران/131]
Dan peliharalah dirimu dari api neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir. (QS. Ali Imran : 131)

Ikhwani wa akhwati hafidzhakumullah…
Sosok yang berdiri tegak menjaga api neraka adalah malaikat. Perawakannya besar. Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak pernah durhaka kepada Rabb yang menciptakan diri mereka. Mereka senantiasa patuh terhadap semua perintah Rabbnya. Perhatikan gambaran mereka dalam ayat Al-Qur’an berikut ini :

Senin, 04 April 2011

Mendekatlah kepada Surga-Nya


Dan di dekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka)
(Qs. Qaaf [50]: 31)

Saudaraku yang dirahmati Allah,
 
Bagi yang pernah menaiki pesawat terbang, mungkin Anda merasakan bahwa awan-awan yang ada di angkasa yang dilewati pesawat itu seolah-olah menghampiri Anda. Padahal nyatanya, Andalah yang menghampiri awan tersebut. Teorinya sederhana, karena pesawat yang Anda tumpangi melesat dengan cepat sekali. Sehingga seolah-olah kumpulan awan yang ada di angkasalah yang mendekati pesawat. Padahal sebaliknya.
 
Begitu pun dengan ayat di atas. Pada kalimat, “dan di dekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa”, jumhur (kebanyakan) mufassirin berpendapat bahwa bukan surga yang mendekat kepada calon penghuninya, yaitu Kaum Mukminin. Namun, Kaum Mukminin-lah yang mendekati kepada pintu surga. Seolah-olah ada magnet yang menariknya. Hal ini disebabkan karena amalan mereka (Kaum Mukminin) yang banyak, diridhai Allah sehingga ia mendekati pintu surganya dengan begitu cepat dengan amalan-amalan mereka.

Menakar Tsiqah Kita Kepada Pemimpin



Tsiqah dalam Sirah
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa dalam perjanjian Hudaibiyah. Umar ibnul Khaththab Ra tidak puas akan kebijakan yang diambil Rasulullah Saw. Ia berkata, ‘Kemudian aku datangi Rasulullah Saw. lalu aku tanyakan padanya.
‘Bukankah engkau Rasulullah Saw.?’.
Beliau menjawab, ‘Ya, benar’. ‘
Bukankah engkau di pihak yang benar dan musuh kita berada di atas kebatilan?’, tanyaku.
Jawab Nabi, ‘Ya, benar’. 

‘Bukankah orang-orang kita yang terbunuh akan masuk surga dan orang-orang mereka yang terbunuh akan masuk neraka?’, tanyaku kembali.
‘Ya, benar’, jawab Rasulullah Saw.
‘Lalu kenapa kita menyetujui agama kita direndahkan’, tanyaku lagi.
‘Sesungguhnya aku adalah Rasulullah, aku tidak akan menyalahi perintah-Nya dan Dia pasti membelaku’, jawab Nabi.
‘Bukankah engkau telah menjanjikan bahwa kita akan datang ke Baitullah untuk melakukan thawaf?’, tanyaku.
‘Ya, benar’, tetapi apakah aku mengatakan kepadamu bahwa engkau akan datang pada tahun ini’, jawab beliau.
Aku menjawab, ‘Tidak’.
‘Engkau pasti akan datang dan thawaf di Baitullah’, tegas Nabi Saw.

Hal-Hal Yang Menodai Tauhid

Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin

Termasuk perbuatan dosa besar yang menodai tauhid seseorang adalah merasa aman dari siksa dan adzab Allah subhanahu wa ta'ala dan berputus asa dari rahmat-Nya. Haramnya merasa aman dari siksa/makar Allah berdasarkan firman-Nya,

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللهِ فَلاَيَأْمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ {99}

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi”. (QS. Al-A’raf:99)

Ayat ini memberikan beberapa faidah di antaranya:

Jumat, 01 April 2011

Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong)



Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

10 Tarbiyah Characters (Muwashofat Tarbiyah)



1. Salimul Aqidah (Good Faith)

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah (Right Devotion)

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ’shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’